REFERENSISULTRA.COM – Pemerintah Kabupaten Buton Utara (Butur) terus mendorong pengelolaan pembangunan destinasi wisata dalam mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan.
Keindahan alam di Kabupaten Butur menjadi salah satu daya tarik yang minat untuk di kunjungi, baik itu dari wisata pantainya keindahan hutannya maupun keindahan hutan mangrovenya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Butur Wa Ode Ernawati Asman, mengatakan saat ini pihaknya terus menggenjot pembangunan destinasi wisata.
“Bagaimana kita bisa membangun sektor pariwisata ini, apalagi destinasi wisata dimintai pengunjung wisatawan dari luar dari Nusantara, malah kalau bisa mancanegara, karena tujuan pariwisata itu meningkatkan sektor ekonomi,” Kata Ernawati Asman saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/8/2023).
Percepatan pembangunan destinasi wisata, tentunya di tunjungan dengan dukungan semua pihak untuk melakukan terobosan baru dalam mengelola destinasi wisata.
“Tetapi usaha dan upaya promosi tetap kita lakukan, artinya sambil kita jalan mempersiapkan diri, sambil kita promosikan daerah,” ungkapnya.
Konsep dalam pengembangan pariwisata 4A terdiri dari Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas dan Ansilari.
Dengan konsep 4A ini yakni atraksi (Daya Tarik), aksesibilitas (Sarana dan Prasarana), Amenitas (Fasilitas) dan Ansilari (Kelembagaan menyediakan layanan tambahan).
Sehingga, pengelolaan dapat berjalan baik dan destinasi tersebut banyak diminati
Tentunya dengan konsep 4A ini dapat di kembangkan dan dibangun di perkampungan dan desa untuk menjadi destinasi wisata
1. Atraksi (Daya Tarik) adalah apa yang bisa dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di destinasi tersebut. Bisa keindahan alam, budaya masyarakat setempat, serta atraksi buatan seperti sarana permainan dan hiburan. Ini harus unik dan berbeda.
2. Aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi, seperti jalan raya, ketersediaan sarana transportasi, dan rambu-rambu penunjuk jalan. Ini merupakan sangat penting untuk memudahkan wisatawan dalam berkunjung.
3. Amenitas adalah fasilitas di luar akomodasi, seperti rumah makan, restoran, toko cinderamata, dan fasilitas umum seperti sarana ibadah.
4. Ansilari adalah sebuah destinasi wisata harus ditunjang dengan keberadaan lembaga yang mengelolanya, tentunya dengan lembaga tersebut akan menjadi bermanfaat bagi para wisatawan sebab mereka akan dimudahkan dengan berbagai dukungan layanan tambahan seperti informasi, keamanan dan berbagai layanan lainnya.
Selain itu, dari segi sektor wisata kebudayaan, di Kabupaten mempunyai Beteng yang terindentifikasi 17, namun yang baru di temukan bari 14 benteng.
“Dan itu terbanyak di Sulawesi tenggara. Tagline-nya kita negeri seribu benteng karena tidak ada sampai sebanyak ini,” ujar Ernawati.
“Jadi kemajuan kebudayaan itu yang kita lakukan salah satunya pelestarian, dengan peninggalan sejarah ini semua kita indentifikasi dan kita tetapkan sebagai cagar budaya. Kalau di tetapkan sebagai cagar budaya ini maka terpelihara keasliannya,” sambungnya.
Di sisi lain, Ernawati Asman mengungkapkan, saat ini di kabupaten Butur, ada 14 Desa Wisata yang terus di genjot.
“Namun saat ini yang kita prioritaskan dua desa wisata yakni, Desa Kadacua dan Desa Malalanda,” bebernya.