REFERENSISULTRA.COM – Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara (Butur) mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), sebanyak 29 kasus DBD sejak awal Januari 2024.
Tentunya, warga dihimbau untuk terus melakukan pola gerakan menguras, menutup, mengubur (3M),
Dari kasus tersebut, tak ada korban meninggal dunia akibat terjangkit virus yang dibawa atau ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Butur Achmad Jaelani, mengatakan sejak di awal Januari 2024 kasus DBD di Butur sudah mencapai angka 29 kasus.
Tercatat, dari 29 kasus ini diantaranya, Kecamatan Kulisusu 12 Orang, Kecamatan Kulisusu Utara 2 orang dan kecamatan Wakorumba 15 orang.
“Kasus DBD tersebut didominasi oleh anak-anak,” Ungkap Achmad Jaelani, Selasa (6/02/2024).
Tentunya pencegahan terus dilakukan, saat ini Dinkes Butur sudah melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran DBD.
“Selain melakukan sosialisasi, kami juga telah melakukan pembagian Bubuk Abate dan melakukan fogging dibeberapa tempat di Butur yang terdapat kasus DBD,”ujarnya.
Disampaikannya, bagi masyarakat yang belum ke bagian Abate dan mau mengambil Abate, silahkan menghubungi pihak Puskesmas Terdekat.
“Jadi Penaburan bubuk abate bertujuan untuk membunuh larva nyamuk, serta mencegah perkembangbiakan menjadi nyamuk dewasa yang nantinya menjadi pelaku utama tersebarnya penyakit DBD,” Bebernya
Menurut Dia, Pencegahan penyebaran DBD tersebut dibutuhkan peran aktif dan kerja sama, baik dari Pihak Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pemerintah Desa/Kelurahan dan khususnya masyarakat.
Sementara itu, Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit bidang Kesmas Dinkes Butur, Aynal Mardiyah, menghimbau kepada masyarakat agar selalu melakukan gerakan pola Menguras, Menutup dan Mengubur (3M), bersihkan lingkungan secara rutin, gunakan kelambu saat tidur, pakai lotion anti nyamuk, rutin menguras bak mandi.
“Termasuk tempat yang sering jadi genangan air, seperti ban atau kaleng bekas yang tergeletak di luar rumah,” lanjutnya
Selain itu, menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala panas terus menerus selama lebih dari dua hari, diharap segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan atau cek laboratorium.
“Jangan nunggu penderita lemas, biasanya fase kritis terjadi pada hari keempat, ditandai suhu tubuh naik lalu turun seketika,” tandasnya.